tag:blogger.com,1999:blog-67629230355500961742023-11-15T08:58:15.355-08:00Nikah | Rahasia | Kecil | KebahagiaanCah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-72755953075418226952010-02-06T20:58:00.001-08:002011-04-21T06:34:56.882-07:00Cina Melawan PornografiIni berita menarik dari Cina. Pemerintah negara ini meningkatkan hadiah uang tunai bagi orang yang melaporkan laman porno. Pekan lalu, Cina menyerahkan sekitar 32 ribu dolar AS sebagai hadiah untuk para pelapor. Kantor Berita Xinhua tidak menyebutkan berapa hadiah untuk setiap orang, namun Pemerintah Cina sangat serius melawan pornografi, yang menurut mereka dapat merusak kesehatan emosional anak-anak.<br />
<br />
Selama Desember hingga Januari, Cina telah menerima lebih dari 90 ribu laporan. Pada 2009 lalu, negara ini telah menutup 15 ribu laman pornografi, termasuk juga 11 ribu layanan WAP telepon genggam. Saat ini di negara berpenduduk 1,6 miliar ini, terdapat sekitar 384 juta pengguna internet. Ini jumlah terbesar di dunia. Mereka telah melarang Youtube, Twitter, bahkan juga Facebook.<br />
<span class="fullpost"><br />
Keputusan Cina ini memancing konflik, terutama dengan Google.Inc--mesin pencari terkemuka yang juga digunakan di Indonesia. Pekan lalu, Google menyatakan akan keluar dari Cina karena pemerintah itu memberlakukan sensor ketat, termasuk juga terhadap laman, yang secara politik dinilai sensitif. Ancaman Google akan keluar dari Cina tidak membuat negara ini mengubah sikapnya. Mereka tetap melakukan sensor. Dan, ini artinya Google dipaksa untuk ikut atau pergi.<br />
<br />
Hebatnya, Cina tidak sekadar menggebrak. Mereka telah mempersiapkan diri apabila mesin pencari terbesar di dunia itu keluar dari Cina. Negara ini telah memiliki mesin pencari sendiri yang bernama baidu. Hebatnya, search engine ini lebih disukai pengguna internet di Cina, bahkan mengalahkan Google. Menurut riset, jumlah pengguna www.baidu.com <http: www.baidu.com=""> terus meningkat hingga mencapai 75,7 persen. Sebaliknya, Google terus mengalami penurunan.<br />
<br />
Bagaimana dengan Indonesia? Negara ini mayoritas Muslim. Undang-undang pornografi telah dibuat di tengah pertentangan berbagai kalangan. Dan, ketika waktu bergulir, UU ini seakan berada di paling bawah dari berbagai tumpukan masalah. Adegan porno di berbagai tempat terus berlangsung. Di internet, laman-laman porno tetap mudah diakses dengan mengubah tampilan dan nama laman.<br />
<br />
Bahkan, di jejaring sosial facebook yang digunakan anak-anak kita, meski penyelenggara melarang anak usia 13-17 tahun menggunakan jejaring ini, foto-foto vulgar semakin tidak terkendali dan tidak terawasi. Nama-nama pemilik akun bisa sesuka hati dan beberapa di antaranya menjijikkan. Ini ancaman nyata di depan mata terhadap anak-anak kita. <br />
<br />
Lihatlah data ini: berdasarkan survei Inside Facebook, Indonesia menempati urutan kedua negara tercepat pertumbuhan facebook, setelah AS. Jumlah pengguna mencapai 13.870.120 pada Desember 2009. Angka ini akan menanjak pada Januari, yang diperkirakan mencapai 15 juta lebih pengguna.<br />
<br />
Cina telah melakukan keputusan luar biasa. Pemerintah negara komunis ini tentu memutuskan pelarangan laman porno tidak atas dasar prinsip dan nilai-nilai agama. Mereka tidak seperti kita yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai-nilai agama. Tapi di Cina, mereka serius melawan pornografi ini. Bahkan, negara itu mendirikan institusi resmi bernama Kantor Anti-Pornografi Nasional dan Anti-Publikasi Ilegal.<br />
<br />
Cina telah melakukan dengan kekuatan dirinya. Kita tetap berkutat, bahkan tenggelam pada perdebatan yang semakin membosankan sistemik atau tidak; nonaktif atau tidak; turun atau tidak; diganti atau tidak yang tak berhubungan langsung kepentingan jutaan rakyat. Kita menjebak diri kita sendiri, seperti ikan sengaja masuk ke dalam bubu dan kita menyaksikan bangsa ini tanpa merasa bersalah. Bangsa ini menjebak dirinya sendiri, bermusuhan dengan dirinya sendiri.<br />
<br />
Cina telah melindungi rakyatnya dari kehinaan dan kerusakan moral. Dan, semestinya itu dilakukan oleh negara-negara yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai-nilai agama, seperti kita ... Wallahu'alam bishawab.<br />
<br />
</http:></span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-17746848266461346002010-01-16T04:24:00.003-08:002011-04-21T06:34:23.798-07:00Sang Kasih SayangSuatu ketika ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumahnya, dan ia melihat ada 3 (tiga) orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata : "Aku tidak mengenal Anda, tapi Aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suami Anda sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh, kalau begitu kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami-mu kembali", kata pria itu. <br />
<br />
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang istri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini lalu berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa?" tanya si Wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia KEKAYAAN," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya. Dan, "Sedangkan yang ini bernama KESUKSESAN", sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. "Sedangkan aku sendiri bernama KASIH SAYANG. Sekarang, coba tanya kepada suami-mu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumah-mu". <br />
<span class="fullpost"><br />
Wanita itu kembali masuk ke dalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohhoo...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan". Istrinya tidak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita". Ternyata anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-Sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih Sayang." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk Si Kasih Sayang ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih Sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada tiga pria itu. "Siapa diantara kalian yang bernama Kasih Sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kami malam ini." Si Kasih Sayang bangkit, dan berjalan menuju ke beranda rumah. Ohh...ternyata kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan Si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih Sayang yang masuk ke dalam. tapi kenapa kalian ikut juga?" Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang Si Kasih Sayang, maka, kemana pun Kasih Sayang pergi kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada KASIH SAYANG, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya Kasih Sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan, saat kami menjalani hidup ini." <br />
<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-20415512780529855722010-01-14T07:59:00.000-08:002011-04-21T06:33:48.824-07:00Menjadi Apapun DirimuMenjadi karang-lah, meski tidak mudah. Sebab ia ‘kan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia ‘kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia ‘kan melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia ‘kan menahan hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia ‘kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus.Sebab ia ‘kan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan. <span class="fullpost"><br />
Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itu tidak mudah. Sebab ia ‘kan tatap tegar bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia ‘kan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia ‘kan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia ‘kan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia ‘kan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia ‘kan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia ‘kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia ‘kan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya.<br />
Menjadi paus-lah, meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya ‘kan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya. <br />
Menjadi elang-lah, dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah. <br />
Menjadi melati-lah, meski tampak tak bermakna. Sebab ia ‘kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya. <br />
Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah. Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam. <br />
Menjadi kupu-kupulah, meski itu tak mudah pula. Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar.<br />
Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya. Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas ‘tuk selalu menerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang. <br />
Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimanapun ia terletak, dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam kesendirian. <br />
Menjadi apapun dirimu…, bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu. <br />
Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah sadari kehambaanmu. <br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-42421390150316478382010-01-07T04:15:00.001-08:002011-04-21T06:33:28.877-07:00Kematian HatiBanyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. <br />
Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.<br />
Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.<br />
Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih. Bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.<br />
<span class="fullpost"><br />
Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka. Janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.<br />
Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak.<br />
Ada juga orang yang sama sekali tak pernah beramal tetapi merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu ?<br />
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.<br />
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya ? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?<br />
Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu: 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.<br />
Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak diperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh".<br />
Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat 'TV Thaghut' menyiarkan segala 'kesombongan jahiliyah dan maksiat' ? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan "Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami. Sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana ?<br />
Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.<br />
Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang. Lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai. Berlalu tanpa rasa bersalah?<br />
Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua". Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?<br />
Apa beda seorang remaja yang menzinahi teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mall. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya".<br />
Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "Lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-66231119243082250772010-01-06T03:08:00.000-08:002011-04-21T06:32:58.195-07:00Belajarlah LupaAda satu hal yang jarang kita pelajari dalam hidup adalah “Belajar Lupa”. Selama ini yang paling sering kita pelajari adalah “Belajar Mengingat” agar hidupnya prestatif. Padahal dalam hidup, banyak hal yang harus kita pelajari dan ini sangat penting yaitu “Belajar Lupa”. Kalau kita tidak pernah belajar lupa, maka nanti kehidupan kita akan banyak terbebani oleh hal-hal yang tidak perlu<span class="fullpost"><br />
Atau masih perlu, hanya nilai manfaatnya sangat sedikit. Belajarlah lupa terhadap kegagalan-kegalan kita, sebab kalau diingat terus nanti akan menyebabkan kita tidak berani melangkah. Ketidakberanian melangkah untuk mendapatkan aneka pengalaman baru akan menyebabkan kita semakin tenggelam dalam suasana kesuksesan orang lain. Belajarlah lupa terhadap keberhasilan-keberhasilan masa lalu, sebab kalau diingat terus akan menyebabkan kita terlena dengan keberhasilan dan akhirnya lupa untuk membuat ribuan keberhasilan-keberhasilan baru agar semakin bermanfaat bagi banyak orang. Sebentar lagi kita akan menikmati hari raya Idhul Fitri, agar hari raya ini menjadi lebih optimal, salah satu caranya adalah “Belajar Lupa”. Belajarlah lupa terhadap orang-orang yang dulu pernah menyakiti, datangi mereka, maafkan mereka, jangan diingat terus rasa sakit hati kita sehingga tidak mau bersilaturahmi. Sebab itu, akan memenuhi kehidupan kita dan lama-lama akan membusuk. Belajar lupa ………. Belajar lupa ………. Belajar lupa ………. InsyaAllah, dengan keberanian secara bersungguh-sungguh untuk belajar lupa, hidup ini akan semakin punya tanaman-tanaman baru yang subur dan bisa di nikmati dengan baik. Sahabat manajemenqolbu, Selamat pulang ke daerah masing-masing dan belajarlah lupa, semoga hidup kita akan penuh keberkahan. Berani hadapi tantangan belajar lupa? Bagaimana pendapat sahabat !!! Masrukhul Amri: Seorang Knowledge <br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-45712363588034586622010-01-05T09:44:00.000-08:002011-04-21T06:32:36.596-07:00Senyum TerindahAku menemukan senyum itu di salah satu pojok taman kota. Tercecer diantara daun-daun kering yang meluruh, diantara wajah-wajah bersinar yang hilir mudik mengunjungi surau tua di pojok taman, dan terpatri pada seraut wajah dengan kerut yang melorot pada kedua pipinya, tubuh renta bungkuk serta rambut bergelung yang seluruhnya memutih.<br />
<br />
Sebenarnya, setiap manusia, yang masih hidup tentunya, dengan gampang dapat menciptakan sebuah senyuman. Tinggal mengangkat sisi-sisi pada kedua sudut bibirnya, jadilah sebuah senyum. Dan bersedekahlah kita melalui senyuman. Begitu kata Pak Ustad di kampungku dulu. Tapi anehnya tak semua manusia berhasil menciptakan senyum yang indah meskipun menggunakan rumus yang sama. Hasilnya bisa<br />
bermacam-macam. Bisa senyum hambar, senyum masam, senyum getir bahkan tak jarang terlihat seperti<br />
menyeringai yang justru menakutkan.<br />
<span class="fullpost"><br />
Sepanjang hidupku tak pernah kutemukan senyum seindah ini. Menurutku, senyum yang kutemukan kali ini lebih manis dari senyumnya para artis berbaju minim yang dielu-elukan pemujanya. Atau, lebih menjerat daripada senyum para pejabat, yang pura-pura tersenyum padahal sesungguhnya menyeringai, menyembunyikan taring-taring tajamnya yang sewaktu-waktu siap menerkam jelata sepertiku . <br />
<br />
Beberapa teman senasib dan seperjuanganku disini yang merintis karir sebagai tukang sapu taman, selalu mengatakan bahwa aku gila. <br />
<br />
Kamu itu gila Min, senyum nenek-nenek ompong gitu kamu bilang indah.<br />
<br />
Si Parmin itu kelainan. Gandrung kok sama senyum orang yang sudah bau tanah.<br />
<br />
Nah, kalau ini baru indah! Lihat Min! Buka matamu! Haha...ha... <br />
<br />
Aku hanya mengeryitkan kening mendengar komentar teman-temanku itu. Tarjo menyorongkan majalah bergambar wanita-wanita tak berbaju kearahku. Sekilas kulirik senyum wanita-wanita seronok itu. Tetap saja tak indah dimataku. Sebuah senyum mesum. Bukan senyum yang indah penuh ketulusan dan kejernihan hati seperti senyum wanita tua itu.<br />
<br />
-****-<br />
<br />
<br />
Udara Jakarta semakin menggerahkan. Sebagai kaum urban, tak banyak yang kuharapkan dari hari kehari<br />
yang kian hampa tanpa kepastian. Mengais rupiah demi rupiah untuk mengisi perut. Masih beruntung bisa makan setiap harinya. Toh, gajiku sebagai tukang sapu taman tak mungkin kutabung untuk membeli mobil mewah atau rumah di Pondok Indah misalnya. Ahseandainya saja sawah di kampungku tak tergusur oleh villa-villa mewah milik orang-orang bermuka licin itu, mungkin aku tak akan pernah berada disini. Berada pada pengapnya udara berpolusi. Berada pada harapan yang kian menghampa. <br />
<br />
Hanya pada wanita tua itu aku sedikit berharap. Menemukan ketulusan pada senyum indahnya. Menemukan<br />
kedamaian pada sapanya. Dari hari ke hari aku memunguti kisah hidupnya yang penuh misteri. Bukan<br />
hanya senyumnya yang menarik perhatianku, tapi juga kegiatan yang dilakukannya didepan surau tua itu. Setiap kali aku datang di taman ini untuk bertugas, kulihat wanita tua itu mencabuti rumput-rumput serta mengambili daun-daun kering yang mengotori halaman surau . Dan inilah yang selalu menerbitkan rasa ibaku. Kenapa orang setua dia di suruh membersihkan halaman surau tua itu? Tidakkah ada orang yang lebih muda? Yang tidak harus terbungkuk-bungkuk mengambili daun-daun kering itu?<br />
<br />
Biar kubantu membersihkan, Nek, tawarku suatu pagi sambil mengayunkan sapuku di sampingnya.<br />
<br />
Wanita tua itu menahan sapu yang kuayunkan sambil tersenyum indah. <br />
<br />
Tidak usah, biar Nenek saja yang melakukannya. Insya Allah kamu masih memiliki banyak waktu di banding Nenek.<br />
<br />
Aku mengeryitkan kening mendengar jawabannya. Memiliki banyak waktu? Hm, aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Bukankah setiap manusia memiliki waktu yang sama dalam hidupnya? 24 jam sehari semalam? Ah, entahlah, wanita tua itu memang seringkali bersikap aneh. Tapi justru itulah yang membuatku ingin mengenalnya lebih jauh.<br />
<br />
-****-<br />
<br />
<br />
Pagi ini adalah pagi keempat aku membersihkan halaman surau tua di pojok taman kota. Sebenarnya hanya rasa ibalah yang mendorongku untuk bangun lebih pagi dan mendahului wanita tua itu membersihkan halaman surau. Aku sungguh tidak tega melihatnya terbungkuk-bungkuk mencabut rumput serta mengambili daun kering di depan surau sampai berjam-jam. Apalagi kalau mendengar<br />
nafasnya yang tersengal-sengal serasa mau putus karena kecapekan. <br />
<br />
Oh, kamu rupanya yang mendahuluiku membersihkan halaman surau ini? lirihnya seolah pada diri sendiri. <br />
<br />
Aku mengangguk sambil tersenyum bahagia bias meringankan pekerjaannya, lalu kataku Benar Nek,<br />
mulai sekarang, aku yang membersihkan halaman surau ini. Jadi Nenek tak perlu repot-repot lagi<br />
<br />
Oh, begitu suara lirihnya semakin melemah. Di luar dugaanku, wajahnya berubah menjadi sangat bersedih. Air mata berdesakan di sudut matanya. Dan senyum indahnya hilang entah kemana.<br />
<br />
Terimakasih atas kebaikanmu, katanya sambil berjalan tertatih-tatih meninggalkanku. <br />
<br />
Aku hanya tertegun menatap langkah-langkahnya yang kian menjauh. Ingin aku mencegah kepergiannya, namun kata-kataku tertahan di kerongkongan. Kesedihan di matanya telah menyudutkan aku pada ribuan tanda tanya. <br />
<br />
Sejak kejadian itu, dia menghilang dari halaman surau tua dan lenyap seolah di telan bumi. Berminggu-minggu aku berusaha mencarinya. Menanyakan pada setiap penjual kaki lima serta gelandangan yang berdiam di sekitar taman . Namun tak satupun mengetahui kepergiannya. Meski aku tak tahu penyebab kepergian wanita tua itu, perasaan bersalah seringkali menyergapku. Aku telah kehilangan harapan dalam senyum indah dan tulus itu.<br />
<br />
Sampai kemudian, suatu siang seusai shalat Jum,at di masjid besar pusat kota, aku menemukan wanita tua itu sedang mencabuti rumput serta mengambili daun-daun kering di halaman masjid. Tubuh bungkuknya tertatih-tatih mengumpulkan daun-daun kering yang meluruh dari pohon besar di halaman Masjid. Keringat mengalir deras dari kedua pelipisnya. Namun dia terus mencambut rumput serta mengambil daun-daun kering itu seolah tak kenal lelah dan tak perduli garang matahari yang membakar kulit keriputnya.<br />
<br />
Assalamualaikum, Nek? sapaku hati-hati.<br />
<br />
Wanita tua itu terkejut karena keasyikannya mencabuti rumput serta mengumpulkan daun-daun kering terusik oleh sapaanku. Dipandangi wajahku sejenak, lalu dia tersenyum. Senyum indah itu kembali hadir, setelah sekian lama aku kehilangannya.<br />
<br />
Waalaikumsalam, oh, kamu?<br />
<br />
Aku mengangguk senang. Rupanya dia belum melupakanku. Dia mengipas-ngipaskan daun kering yang baru saja diambilnya ke tubuhnya yang berpeluh.<br />
<br />
Mengapa Nenek tiba-tiba pergi? tanyaku tiba-tiba.<br />
<br />
Maafkan Nenek kalau kepergian Nenek membuatmu bingung, katanya kemudian, tangannya menepuk-nepuk<br />
pundakku. Karena halaman surau itu telah kau bersihkan setiap paginya, maka Nenek lebih baik pergi<br />
<br />
Kenapa begitu? Aku cuma ingin membantu Nenek, Nenek sudah terlalu tua untuk membersihkan halaman surau itu setiap hari, potongku tak sabar.<br />
<br />
Wanita tua itu diam tak menjawab. Bibirnya masih menyungging senyum. Lalu dengan tertatih dia berteduh dan duduk di akar pohon yang tumbuh menjulang di pelataran masjid besar itu. Aku mengikuti langkahnya dan duduk di sampingnya.<br />
<br />
Nenek dilahirkan dan di besarkan di tempat sampah sebagai gelandangan. Tapi Nenek tak ingin seperti<br />
sampah di hadapan Allah. Usia nenek di dunia ini mungkin tak lama lagi. Dengan membersihkan halaman<br />
rumah Allah itu nenek berharap kelak di hari pembalasan Allah mengijinkan Nenek memasuki rumah-Nya<br />
yang indah. Karena itu Nenek sangat bersedih ketika daun-daun itu kau sapu sebelum Nenek datang. Nenek merasa kehilangan satu kesempatan<br />
<br />
Aku tertegun mendengar penjelasan wanita tua itu. Banyak hal berkecamuk di kepalaku. Sungguh tak<br />
menyangka karena alasan itu dia mengambili daun kering serta bersedih ketika pekerjaannya kubereskan. Dia tak jauh berbeda denganku, hidup sebagai gelandangan. Tapi dia lebih bisa menghargai waktunya dibanding aku yang selalu menyesali kehidupan ini. Rasa malu menyergapku saat wanita tua itu kembali berjalan tertatih meninggalkanku dan kembali pada pekerjaannya.<br />
<br />
Perlahan aku beranjak meninggalkan halaman masjid. Dari kejauhan tampak wanita tua itu melambaikan<br />
tangannya sambil tersenyum padaku. Senyum terindah yang ingin kukenang sepanjang hidupku.<br />
<br />
Aku tak ingin menjadi sampah di hadapan Allah … terngiang ucapannya beberapa menit yang lalu.<br />
<br />
Aku juga Nek bisikku lirih, ada tetesan embun membasahi dinding-dinding kalbuku. Menyejukkan.<br />
Mahabesar Allah, yang selalu memberi peringatan di kala lalai dan memberikan kesempatan pada<br />
hamba-hambanya untuk selalu memperbaiki diri. <br />
<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-11813028498670911462010-01-02T07:59:00.000-08:002011-04-21T06:32:12.255-07:00Waktu KitaTemen-temen, coba bayangin dech jika selama kita hidup, kita hanya melakukan ibadah-ibadah "besar" saja. Dengan kata lain kita hanya melakukan sholat dan puasa wajib pada waktu bulan ramadhan (dengan kualitas ibadah yang masih "diragukan"). Maka rata-rata orang hanya mengabdi, memohon dan "ingat" pada ALLAH "hanya" 6 tahun. Sedangkan 37 tahun kita habiskan untuk pekerjaan yang masih belum pasti apakan bernilai "ibadah", perbuatan yang tidak bernilai apa-apa atau bahkan mungkin kegiatan yang bernilai "dosa" (TIDUR, MAKAN WAJIB dan BEKERJA). Dan sisanya selama 7 tahun lebih tidak jelas lagi. Banyak orang yang berdalih bahwa setiap pekerjaannya mereka niatkan untuk ibadah sehingga bernilai ibadah<span class="fullpost">Coba kita ingat-ingat lagi, dan tanya pada diri sendiri apakah benar setiap pekerjaan yang kita lakukan selalu kita niatkan untuk ibadah? Saya sendiri tidak yakin, coba, kegiatan apa yang selalu kita awali dengan niat (niat yang benar-benar datang dari dalam hati dan kita iringi dengan doa) atau sekedar kita awali dengan mengucap Bismillah. Saya rasa, dan saya yakin sebagian besar dari kita pasti senantiasa "LUPA" untuk melakukan itu. Belum lagi kalau kita bicara kewajiban-kewajiban lain yang segaja tidak sengaja kita langgar, seperti misalnya perintah JILBAB bagi wanita baligh. Padahal kata kitab kita nih, wanita yang tidak menutup auratnya atau memperlihatkan auratnya kepada laki-laki selain muhrimnya, dijamin demi ALLAH semua ibadahnya sia-sia...Trus perintah yang terlihat sepele, tetapi kita selalu abaikan, misalnya perintah untuk tidak bersentuhan antara wanita baligh dengan laki-laki baligh, perinth untuk membaca Al-qur’an, perintah senantiasa menjaga diri dari najis dan hadast. Dan masih banyak lagi kewaiban-kewajiban lain yang selalu kita anggap remeh. Kita masih ingat kan, waktu kecil kita sering diajarkan oleh guru mengaji kita, bahwa di akhirat nanti semua apa yang telah kita lakukan di dunia (sekecil apapun) akan ditimbang. Ketika "kebaikan" yang telah kita lakukan lebih banyak dari pada “keburukan”, maka kita akan masuk surga. Namun apa bila "keburukan" yang kita lakukan ternyata lebih banyak dari pada "kebaikan” yang telah kita lakukan, maka mau tidak mau NERAKA akan menjadi tempat kita tinggal. Sering kita tertipu dengan kata-kata (yang bahkan mungkin telah menjadi slogan sebagian besar umat muslim) bahwa “orang islam pasti masuk SURGA”. Iya benar memang, kita semua pasti masuk surga, tapi pertanyaannya KAPAN? Kalau ternyata timbangan kita lebih berat pada “keburukan” maka kita akan terlebih dahulu disiksa di neraka sebelum kita masuk surga. Untuk satu dosa kecil yang kita lakukan, hukuman yang akan kita lewati di neraka akan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sedangkan waktu satu hari di neraka sama dengan bertahun-tahun di DUNIA. Coba aja bayangin, misalnya hukuman yang akan diterima oleh manusia yang bersentuhan (salaman dll) antara laki-laki baligh dengan wanita baligh yang bukan muhrim, adalah ditusuk dengan jarum yang terbuat dari api neraka. Yang katanya kalau saja jarum itu ditusukkan ke BUMI yang kita tempati kita sekarang ini, maka niscaya bumi tempat kita berpijak ini akan langsung meledak. Bayangkan saja gimana sakitnya ketika jarum itu ditusukkan keseluruh tubuh kita namun tubuh kita merasakannya secara perlahan-lahan. Apakah kita dapat bertahan terhadap siksaan seperti itu yang akan kita kita lewati selama berjuta-juta tahun? Jangankan siksaan seperti itu, wong kalau kita kena paku saja, rasa sakitnya luar bisa kan? Itu baru satu dosa. BERAPA DOSA YANG KITA SISAKAN setelah ALLAH menghitung antara amalan dan dosa kita???<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-72929493319832345292009-12-28T07:36:00.000-08:002011-04-21T06:31:26.127-07:00Mengkritik itu mudahMengkritik itu mudah, karena melihat kesalahan orang lain itu gampang. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari kesalahan orang lain tak mungkin dapat mempermudah keadaan. Anda tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga anda untuk menilai apakah orang lain telah berbuat salah atau benar. Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri. Waspadailah bila anda begitu pandai mengkritik. Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan sebuta-butanya orang ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya kebenaran. Sekali anda gembira bisa menemukan sebutir debu kesalahan orang lain, anda tergoda untuk mendapatkan yang sebesar kerikil. Begitu seterusnya, hingga tanpa sadar anda telah menciptakan gunung kesalahan orang. Orang tak pernah suka berkaca pada cermin yang memantulkan kekurangan wajahnya<span class="fullpost">Maka dari itu janganlah anda menjadi bayangan atas kesalahan orang lain. Bantulah mereka menemukan sisi positif diri mereka. Di saat itu pula orang lain akan memantulkan sisi baik anda sendiri.<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-85183359794439335662009-12-26T04:55:00.000-08:002011-04-21T06:31:02.786-07:00Harga Seorang PerempuanPeKa Online-Kairo, Mesir,<br />
Dari jauh terlihat seorang pemuda tertatih-tatih. Tampak keletihan diwajahnya menunjukkan jauhnya perjalanan yang ia tempuh. Kini, sampailah ia di Madyan, di tepi sebuah sumber air jernih. <br />
Diperhatikannya ramai orang-orang sedang memberi minum ternak mereka. Tak jauh dari tempat itu dilihatnya dua orang perempuan sedang menahan ternak mereka. Dengan hati-hati ia dekati mereka berdua seraya bertanya: "Apa yang kalian perbuat di sini". Mereka pun menjawab: "Kami baru bisa memberi minum ternak kami setelah para penggembala itu pergi, sedang bapak kami adalah seorang yang lanjut usia".<br />
<span class="fullpost">Tanpa menunggu permintaan, naluri kemanusiaan pemuda ini mendorongnya untuk segera menolong keduanya. Setelah itu tanpa menunggu ucapan terima kasih atau sekedar berbasa basi segera ia menyingkir menjauhi mereka dan menyandarkan punggungnya di bawah sebuah pohon seraya mengeluhkan keletihan dan kesulitan hidup kepada Tuhannya.<br />
Tak berapa lama kemudian ia didatangi oleh salahsatu dari dua perempuan tadi. Dengan malu-malu ia berkata: "Sesungguhnya bapakku mengundangmu sebagai balas budi atas pertolonganmu terhadap kami". Kemudian ia pun berjalan mengikuti keduanya.<br />
Namun siang itu angin sedang 'bertingkah'. Akibat ulah angin tersebut sang pemuda itu beberapa kali agak salah tingkah berjalan di belakang kedua perempuan tersebut. Segera ia berkata: "Sebaiknya saya yang di depan. Kalian hanya perlu mengatakan lurus atau belok ke kanan dan ke kiri". Keduanya pun setuju.<br />
Kisah di atas diabadikan Allah dalam Al Qur'an pada surat Al Qashash: 22-26. Adapun pemuda tadi adalah Nabi Musa AS. dan kedua gadis tersebut adalah dua orang putri Nabi Syu'aib AS (menurut sebagian ahli tafsir). Salah seorang diantara perempuan itu akhirnya meminta bapaknya untuk mempekerjakan Nabi Musa guna meringankan tugas mereka.<br />
Dua sifat yang membuat sang bapak menyetujuinya yaitu kuat dan dapat dipercaya. Sang bapak bertanya: "Dari mana engkau tahu ia kuat dan dapat dipercaya ?". Sang putri pun menjelaskan kuatnya sang pemuda ketika mengangkat batu besar dan membantu meminumkan ternak. Selain itu sepanjang perjalanan kesantunan sang pemuda terlihat jelas. Ini menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya.<br />
-o0o-<br />
Di Madinah, suatu ketika ada seorang muslimah pergi ke toko perhiasan. Di tempat itu banyak orang yahudi berniaga dan bekerja sebagai tukang emas. Ia membawa perhiasan hendak dijual ke salah satu toko.<br />
Ketika ia sedang duduk di depan toko sambil tawar-menawar, sekelompok yahudi datang mendekatinya. Lalu dimintanya sang muslimah untuk membuka kain penutup wajahnya. Permintaan itu jelas ditolaknya.<br />
Seorang yahudi lainnya yang berada di belakang muslimah itu menyematkan ujung bajunya dengan sebuah duri pada bagian punggung bajunya. Ketika wanita itu bangun hendak berdiri tampak auratnya. Mereka (orang-orang Yahudi itu) tertawa terbahak-bahak, sedangkan sang muslimah berteriak minta pertolongan.<br />
Sekonyong-konyong datanglah seorang pemuda muslim memenuhi panggilan tersebut lalu menyerang dan membunuh pengrajin emas tersebut. Pemuda itu kemudian dikeroyok dan dihabisi oleh orang-orang yahudi. Akibat peristiwa tersebut terjadi perkelahian antara pihak keluarga pemuda dan Yahudi Qainuqa'.<br />
Menanggapi kejadian ini Rasul SAW meminta kaum Yahudi untuk tidak mengganggu kaum Muslimin. Namun peringatan ini dibalas dengan cemoohan: "Hai Muhammad, janganlah engkau menepuk dada atas kemenannganmu melawan kaum yang tak becus berperang (yakni orang-orang Quraisy)! Kalau engkau berani cobalah lawan kami. Kami bukanlah kaum seperti mereka!".<br />
Rasulullah SAW bersabar dan tetap menahan diri. Namun sikap ini justru dianggap sebagai tanda ketakutan. Perbuatan Yahudi itu jelas tidak bisa ditolelir lagi.<br />
Selama 15 hari mereka dikepung. Sampai akhirnya Rasulullah memutuskan untuk mengusir mereka dari Madinah. Kaum muslimin kemudian benar-benar aman dan tentram, terhindar dari gangguan benalu peradaban tersebut.<br />
-o0o-<br />
Di suatu fajar Khalifah Umar RA. berjalan-jalan di sudut-sudut kota. Tak sengaja ia mendengarkan sebuah perbincangan serius antara seorang gadis dengan ibunya. Sang ibu menyarankan kepada putrinya untuk mencampur susu dengan air tawar supaya mendapat keuntungan banyak.<br />
Putrinya menjawab: "Amirul Mukminin melarangnya, wahai Ibuku!!!". "Bukankah Amirul Mukminin tidak mengetahuinya?", timpal sang ibu. Dengan tegas pula gadis itu berkata: "Tetapi Tuhannya Amirul Mukminin mengetahuinya!".<br />
Umar tersenyum mendengar percakapan tersebut. Seusai shalat Shubuh ia segera meminta 'Ashim (putranya) untuk menanyakan kondisi keluarga gadis tersebut yang tampaknya memerlukan bantuan. Sekembalinya dari sana, 'Ashim diminta untuk kembali lagi. Kali ini bersama Umar.<br />
Akhirnya putra Umar tersebut mempersunting gadis yang shalihah itu. Dari pernikahan berkah ini lahirlah seorang anak perempuan yang cantik, cerdas dan bertakwa, Ummu 'Ashim. Ketika menginjak usia remaja Abdul Aziz bin Marwan saudara Khalifah Abdul Malik meminangnya. Ketika beliau menjadi wali Mesir, lahirlah putra pertama beliau, Umar Khamis Khulafaurrasyidin (Khulafaurrasyidin yang kelima).<br />
-o0o-<br />
Ketiga sampel di atas menunjukkan betapa berharganya seorang perempuan. Yaitu ketika sang perempuan menghargai dan menghormati dirinya sendiri. Ketika sang muslimah menyadari ke'wanitaan'nya. Ketika sang perempuan mematuhi pesan-pesan wahyu.<br />
Tetapi, ketiga kisah di atas justru semakin membuat penulis bersedih dan berduka. Terlebih ketika harian Akhbar beberapa waktu lalu memberitakan -dengan porsi yang cukup besar- seorang mahasiswi fakultas hukum American University of Cairo dinobatkan sebagai Miss Egypt tahun 2001.<br />
Lebih parah lagi ketika penulis mengantar seorang teman berbelanja di sebuah swalayan. Seorang ibu berjilbab rapi berjalan dengan suaminya yang berjenggot cukup lebat. Tahukah anda siapakah yang berada diantara mereka berdua, bercanda dengan manjanya? Seorang gadis belasan tahun mengenakan pakaian yang tak layak untuk dideskripsikan di sini. Sebuah pemandangan yang sangat kontras.<br />
Kedua contoh terakhir di atas adalah bagian dari realita negeri Mesir, bumi para Nabi yang sampai saat ini ribuan anak manusia masih berbondong-bondong ke tempat ini untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Rasanya penulis hampir berputus asa melihat realita kaum muslimin saat ini. Benarlah ucapan seorang Jerman, ketika menyatakan keislamannya ia mengatakan: "Beruntunglah saya. Saya mengenal Islam sebelum saya mengenal kaum muslimin".<br />
Kecemasan penulis agak terobati ketika menyadari bahwa masih banyak dari para perempuan yang memahami fitrahnya sebagai perempuan. Hanya saja mereka enggan dan malu menampakkan diri. Mereka tampil di saat-saat tertentu saja. Karena hobbi mereka bukanlah mejeng di mall-mall atau ber'haha-hihi' di taman universitas atau ditempat rekreasi. Dari rahim-rahim suci merekalah kelak akan lahir generasi yang akan sanggup mengenyahkan zionis dari Palestina.<br />
Kondisi Mesir saat ini diperburuk dengan undang-undang Mesir yang baru bahwa anak dari hasil pernikahan antara perempuan Mesir dan laki-laki asing tak dapat memperoleh kebangsaan Mesir. Padahal di pihak lain tidak sedikit orang-orang Mesir yang melarikan diri dari negerinya setelah ia menjadi 'orang'. Seperti Zuweil ilmuwan Mesir yang pernah meraih nobel fisika. Ia lebih memilih Amerika daripada negeri kelahirannya. Juga beberapa orang yang 'kepincut' perempuan-perempuan Israel.<br />
Dari sini penulis -sebagai seorang muslim- mengajak untuk memperhatikan pendidikan kaum muslimat. Tanggung jawab pendidikan seorang anak perempuan pertama kali berada di pundak ibu bapaknya. Sebagai adik perempuan, saudara laki-laki atau kakaknya mesti membantu menguatkan kepercayaan sang muslimah terhadap norma Islam sebagai alternatif gaya hidupnya. Sang suami pun ketika telah mengucapkan qabul, wajib memperhatikan pendidikan keluarganya. Mengapa ? Karena seorang wanita shalihah akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anak suaminya.<br />
Sekarang ini ternyata masih banyak perempuan muda yang menggandrungi De Caprio, Pierce Brosnan, Tom Cruise, Julia Robert dan Cindy Crawford. Berapa banyak diantara mereka yang mengenal cerita dua putri Nabi Syu'aib AS., kisah Maryam ibunda Nabi Isa AS. serta kejeniusan Aisyah muda, ibu kaum mukminin sedunia ?.<br />
Bila suatu kaum meremehkan wanita niscaya Allah akan remehkan mereka dengan kehancuran. Jika suatu kaum berlebihan memuja perempuan niscaya Allah akan jatuhkan mereka dengan kebinasaan. Islam datang dengan sebuah norma moderat, merefleksikan ajaran proporsional, mengemban misi umat ini sebagai ummatan wasathan (umat yang moderat). (lihat QS. Al Baqarah: 143). (jos)<br />
<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-60749570483204325612009-12-26T04:29:00.004-08:002011-04-21T06:30:29.954-07:00Permainan Ibu GuruIbu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.<span class="fullpost">Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.<br />
<br />
"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Sebermula kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak<br />
pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."<br />
<br />
"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"<br />
<br />
"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.<br />
<br />
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi<br />
yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau pundasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."<br />
<br />
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."<br />
<br />
"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang..."<br />
<br />
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.<br />
<br />
<br />
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh Islam. Allah berfirman: Mereka hendak memadamkan cayaha Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu (QS 9:32).<br />
<br />
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, terkhusus generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa. Maka tampak dari luar masih Muslim, padahal internal dalam jiwa ummat, terkhusus generasi muda sesungguhnya sudah ibarat poteng (tapai singkong, peuyeum). Maka rasakan dan pikirkanlah itu dan ingatlah bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara, ingatlah akan Hari Pengadilan.<br />
WaLlahu a'lamu bishshawab.<br />
<br />
*** Makassar, 4 Mei 2003<br />
[H.Muh.Nur Abdurrahman]<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-10520013720947605732009-12-12T20:55:00.001-08:002011-04-21T06:29:00.513-07:00SUATU HARI gue jalan-jalan ke malioboroSUATU HARI gue jalan-jalan ke malioboro jogja dan menemukan adegan<br />
lucu. Saat itu ada bule kehilangan sepeda motornya yg baru saja diparkir<br />
di depan toko. Lalu dia bertanya ke temenku yg saat itu kebetulan berada<br />
di tempat parkir, namanya Paijo, apakah dia ngeliat orang yg ngambil<br />
sepeda motornya.<br />
<span class="fullpost"><br />
Paijo yg orang jowo asli bilang,"Yes, he use to table square-square. Worth<br />
he fast-fast go without any wet expire."<br />
<br />
Maksudnya: Iya, dia memakai kemeja kotak-kotak. Pantes dia cepat-cepat pergi<br />
tanpa basa basi. Lalu dengan sok berwibawa Paijo menasehati, "Different<br />
river if park bicycle motor liver-liver yes." Maksudnya: Lain kali kalo<br />
parkir sepeda motor hati-hati ya.<br />
<br />
Si bule bingung nggak tau harus ngomong apa. Lalu Paijo bergumam dalam hati<br />
karena takut bulenya denger, "Basic bule!"<br />
Maksudnya: Dasar bule!<br />
Si bule ngeloyor pergi dan dengan pe-de nya Paijo bilang, "Breasttttt!"<br />
sambil melambaikan tangannya.<br />
Maksudnya: Dadaaaaa! (jumlah a di belakang harus sama dengan jumlah huruf t)<br />
<br />
"Basic stupid, Paijo don't know himself ." (baca: Dasar bego, Paijo gak tau<br />
diri) pikirku dalam hati saat itu...takut kedengeran Paijo karena dia pasti<br />
tahu artinya.<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-24278355896357968762009-12-12T20:50:00.001-08:002011-04-21T06:28:01.546-07:00IFPosted by: "hendrik manix" <br />
Sat Sep 30, 2006 7:12 pm (PST)<br />
If you're mad with someone , and nobody's there to fix<br />
the situation... You fix it .<br />
Maybe today, that person still wants to be your friend<br />
. And if u don't, tomorrow can be too late .<br />
<span class="fullpost"><br />
If you're in love with somebody , but that person<br />
doesn't know...<br />
tell her/him.<br />
Maybe today, that person is also in love with you .<br />
And if you don't say it, tomorrow can be too late .<br />
<br />
If you really want to kiss somebody... kiss her/him.<br />
Maybe that person wants a kiss from you, too . And if<br />
you don't kiss her/him today, tomorrow can be too late<br />
.<br />
<br />
If you still love a person that you think has<br />
forgotten you...<br />
tell her/him.<br />
Maybe that person have always loved you. And if you<br />
don't tell her/him today , tomorrow can be too late.<br />
<br />
If you need a hug of a friend... ask her/him for it.<br />
<br />
Maybe they need it more than you do. And if you don't<br />
ask for it today, tomorrow can be too late.<br />
<br />
If you really have friends who you appreciate.. . tell<br />
them.<br />
Maybe they appreciate you as well. That if you don't<br />
and they leave or go far away today , tomorrow can be<br />
too late.<br />
<br />
If you love your parents, and never had the chance to<br />
show them... do it .<br />
Maybe you have them there to show them how you feel.<br />
That if you don't and they leave today , then tomorrow<br />
can be too late.<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-40622670905075617902009-12-12T20:47:00.000-08:002011-04-21T06:27:27.146-07:00Hebatnya CintaPernah gak kamu merasakan bahwa kamu mencintai seseorang, meski kamu tahu ia tak sendiri lagi dan meski kamu tahu cintamu mungkin tak terbalas. Tapi kamu tetap MENCINTAINYA....Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai, meski kamu tahu dia tidak akan pernah peduli, ataupun ia peduli dan mengerti, tapi dia tetap pergi....Pernahkah kamu merasakan HEBATNYA CINTA. Tersenyum kala terluka. Menangis kala bahagia. Bersedih kala bersama. <span class="fullpost"><br />
Tertawa kala berpisah...Aku.....Aku pernah...Aku pernah tersenyum meski terluka. Karena ku yakin Tuhan tak menjadikannya untukku. Aku pernah menangis kala bahagia. Karena ku takut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja...Aku pernah bersedih kala bersamanya. Karena ku takut aku akan kehilangan dia suatu saat nanti. Dan...Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya. Karena sekali lagi CINTA TAK HARUS MEMILIKI. Dan tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku...Aku tetap bisa mencintainya. Meski dia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku. Karena CINTA ADA DIDALAM JIWA. Dan bukan ada di dalam raga.<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-43081721182385260762009-12-12T20:45:00.000-08:002011-04-21T06:26:56.517-07:00TemanHidup ini akan terasa bahagia & indah apabila kita memiliki banyak teman.<br />
Kita tertawa kita sedih dibuatnya, berbagi cerita, bercanda, bermain bersama, bahkan berantam itulah yang pernah kita alami dengan teman kita.<br />
Seperti Tuhan telah menciptakan pola sidik jari manusia tak pernah ada yang sama / serupa, begitupun Tuhan menciptakan watak & sipat teman-teman kita, kadang kita sulit memahaminya.<br />
<span class="fullpost"><br />
Banyak dari teman-teman kita yang selalu berbuat baik , tapi tak sedikit pula yang selalu berbuat jahat , mungkin itu adalah sebuah proses yang telah direncanakan yang Diatas untuk mendidik diri kita, tinggal bagaiman cara kita mensikapinya.<br />
Teman yang baik akan memberikan contoh baik , teman yang buruk atau jahat akan menjadi cermin buat kita dan tahukah posisi kita di mana ?.<br />
Mungkinkah kita akan selalu berjalan bersamanya atau membiarkan Ia berjalan sendiri tanpa harus kita temani.<br />
Teman adalah bunga perjalanan hidup kita yang selalu menghiasi taman – taman hati kita, sangatlah beragam, ada yang berwarna, ada yang berdaun, dan ada juga yang tumbuh & bertubuh penuh dgn duri, itulah bunga yang sering ditemukan dalam perjalanan hidup kita.<br />
Tekadang mengharumkan, menyegarkan tapi tak jarang durinya menusuk hingga menyakitkan.<br />
Tapi itulah anugrah yang telah diberikan Tuhan agar perjalanan ini tak terasa membosankan.<br />
Syukurilah apabila kita masih memiliki banyak teman, teman adalah mutiara yang sangat berharga, yang harus selalu kita cari, tapi jaganlah hanya ingin dapatkan satu mutiara anda rela mengorbankan lima mutiara yang sudah anda miliki.<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-3173145448422439522009-12-06T01:24:00.000-08:002011-04-21T06:26:22.010-07:00Rahasia Kecil KebahagiaanRahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang.<br />
<br />
Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan Memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.<br />
<br />
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.<span class="fullpost"><br />
Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut "bodoh"? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.<br />
<br />
Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Allah. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu.<br />
<br />
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.<br />
<br />
Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.<br />
<br />
Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.<br />
<br />
Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri "Aku bebas dalam diriku".<br />
<br />
Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.<br />
<br />
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?<br />
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain,dan bagi pengalaman-pengalaman hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.<br />
<br />
Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara yang tidak prinsipiil.<br />
<br />
Renungkan setiap rahasia yang ada di dalamnya. Rasakan apa yang dikatakannya.<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-36036987673160616502009-12-06T01:23:00.000-08:002011-04-21T06:26:09.258-07:00Pernikahan Agung“Baarokallahu laka wa baaraka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fi khoir”<br />
<br />
<br />
Semoga Allah memberikan kebahagiaan dan menetapkan kebahagiaan itu padamu serta menghimpun kalian berdua di dalam kebaikan<br />
Allahumma Amien<br />
<br />
Kaana kullu amirihi ‘ajaba (Ahh …perlakuannya indah)<br />
<br />
<br />
Rasul yang mulia berkata bahwa istri terbaik adalah :<br />
“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu di saat kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu menyuruhnya dan memelihara kehormatan dirinya dan hartanya bila kamu tidak ada disisinya.”<span class="fullpost"><br />
Do’a suami untuk istrinya :<br />
<br />
“Ya Allah, karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang bertaqwa.”<br />
<br />
<br />
Semogga Allah memberikan keberkahan dan menetapkan keberkahan itu padamu serta menghimpun kalian berdua di dalam kebaikan<br />
Allahuma Amien<br />
<br />
Kaanu kullu amirihi’ajaba (Ahh… perlakuannya indah)<br />
<br />
Rasul yang mulia berkata bahwa istri terbaik adalah :<br />
“Istri yang paling baik adalah yang membahagiakanmu di saat kamu memandangnya, yang mematuhimu kalalu kamu menyuruhnya dan memelihara kehormatan dirinya dan hartanya bila kamu tidak ada di sisinya”.<br />
<br />
Do’a suami untuk istrinya :<br />
<br />
“Ya Allah, karuniakanlah kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang bertakwa”.<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-33683454907981469222009-12-06T01:19:00.000-08:002011-04-21T06:25:54.981-07:00Kunci Kehidupan dan Kebahagiaan1. Kunci kebahagiaan adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya<br />
2. Kunci rezeki adalah berusaha diiringi dengan istighfar dan ketakwaan<br />
3. Kunci surga adalah tauhid<br />
4. Kunci iman adalah merenungi ayat-ayat Allah dan makhluk-Nya<br />
5. Kunci kebaikan adalah kejujuran<br />
6. Kunci kehidupan hati adalah merenungkan kitab suci, berdoa di malam hari dan meninggalkan perbuatan dosa<br />
7. Kunci ilmu pengetahuan adalah bertanya dan menyimak dengan baik<br />
8. Kunci pertolongan dan keberhasilan adalah sabar<br />
9. Kunci kebahagiaan adalah takwa<br />
10. Kunci bertambahnya nikmat adalah bersyukur<br />
11. Kunci rindu akhirat adalah menjaga jarak dengan dunia<br />
12. Kunci agar permintaan dikabulkan adalah berdoa.<span class="fullpost"><br />
Enam Batu Ujian Cinta (for those who plan 2 get married)<br />
<br />
Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup dalam untuk menghantar kami ke arah berdampingan seumur hidup, menuju kepada kesetiaan yang sempurna? Bagaimana kami dapat yakin bahwa cinta kami ini cukup matang untuk diikat sumpah nikah serta janji untuk berdampingan seumur hidup sampai maut memisahkan?<br />
Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.<br />
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan. Cinta sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jika kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini bersama sahabatku? Jika kalian merencanakan sesuatu, adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain? Sebagaimana Herman Oeser, seorang penulis Jerman pernah mengatakan, "Mereka yang ingin bahagia sendiri, janganlah kawin. Karena yang penting dalam perkawinan ialah membuat pihak yang lain BAHAGIA. Mereka yang tidak ingin dimengerti pihak yang lain, janganlah kawin. Karena yang penting di sini ialah MENGERTI PASANGANNYA." Maka batu ujian yang pertama ialah : "Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu? Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"<br />
Kedua, Ujian kekuatan.<br />
Saya pernah menerima surat dari seorang yang jatuh cinta, tapi sedang risau hatinya. Dia pernah membaca entah di mana, bahwa berat badan seseorang akan berkurang kalau orang itu betul-betul jatuh cinta. Meskipun dia sendiri mencurahkan segala perasaan cintanya, dia tidak kehilangan berat badannya dan inilah yang merisaukan hatinya. Memang benar, bahwa pengalaman cinta itu juga bisa mempengaruhi keadaan jasmani. Tapi dalam jangka panjang cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi. Batu ujian kedua : "Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?"<br />
Ketiga, Ujian penghargaan.<br />
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain. Seorang gadis mungkin mengagumi seorang jejaka, ketika ia melihatnya bermain bola dan mencetak banyak gol. Tapi jika ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ayah dari anak-anakku?", jawabnya sering sekali menjadi negatif. Seorang pemuda mungkin mengagumi seorang gadis, yang dilihatnya sedang berdansa. Tapi sewaktu ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ibu dari anak-anakku?", gadis tadi mungkin akan berubah dalam pandangannya. Pertanyaannya ialah:"Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"<br />
Keempat, Ujian kebiasaan.<br />
Pada suatu hari seorang gadis Eropa yang sudah bertunangan datang pada saya. Dia sangat risau, "Aku sangat mencintai tunanganku," katanya, "tapi aku tak tahan caranya dia makan apel." Gelak tawa penuh pengertian memenuhi ruangan. "Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya. Jangan kawin berdasarkan paham cicilan, lalu mengira bahwa kebiasaan-kebiasaan itu akan berubah di kemudian hari. Kemungkinan besar itu takkan terjadi. Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya: "Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"<br />
Kelima, Ujian pertengkaran.<br />
Bilamana sepasang muda mudi datang mengatakan ingin kawin, saya selalu menanyakan mereka, apakah mereka pernah sesekali benar-benar bertengkar, tidak hanya berupa perbedaan pendapat yang kecil, tetapi benar-benar bagaikan berperang. Seringkali mereka menjawab, "Ah, belum pernah, kami saling mencintai." Saya katakan kepada mereka, "Bertengkarlah dahulu, barulah akan kukawinkan kalian." Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Kemampuan ini mesti dilatih dan diuji sebelum kawin. Bukan seks, tapi batu ujian pertengkaranlah yang merupakan pengalaman yang "dibutuhkan" sebelum kawin. Pertanyaannya: "Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?"<br />
<br />
Keenam, Ujian waktu.<br />
Sepasang muda mudi datang kepada saya untuk dikawinkan. "Sudah berapa lama kalian saling mencintai?" Tanya saya. "Sudah tiga, hampir empat minggu," jawab mereka. Ini terlalu singkat. Menurut saya minimum satu tahun bolehlah. Dua tahun lebih baik lagi. Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan pasanganmu." Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi kepastian. Tanyakan: "Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah cukup lamakah kita saling mengenal?" Dan izinkan saya memberikan suatu kesimpulan yang gamblang. Seks bukan batu ujian bagi cinta. "Jika sepasang muda mudi ingin punya hubungan seksual untuk mengetahui apakah mereka saling mencintai, perlu ditanyakan pada mereka, "Demikian kecilnya cinta kalian?" Jika kedua-duanya berpikir, "Nanti malam kita mesti melakukan seks - kalau tidak pasanganku akan mengira bahwa aku tidak mencintai dia atau bahwa dia tidak mencintai aku," maka rasa takut akan kemungkinan gagal sudah cukup menghalau keberhasilan percobaan itu. Seks bukan suatu batu ujian bagi cinta, sebab seks akan musnah saat diuji. Cobalah adakan observasi atas diri saudara sendiri pada waktu saudara pergi tidur. Saudara mengobservasi diri sendiri, kemudian tidak bisa tidur. Atau saudara tidur, kemudian tidak lagi bisa mengobservasi diri sendiri. Sama benar halnya dengan seks sebagai suatu batu ujian untuk cinta. Saudara menguji, sesudah itu tidak lagi mau mencintai. Atau saudara mencintai, kemudian tidak menguji. Untuk kepentingan cinta itu sendiri, cinta perlu mengekang menyatakan dirinya secara jasmaniah sampai bisa dimasukkan ke dalam dinamika segitiga perkawinan.<br />
<br />
CINTA<br />
<br />
Banyak orang dengan mudahnya mengatakan "i love you".....namun berapa banyak orang yang tidak mengerti apa arti "love" yang sebenarnya...banyak orang bilang kalau apapun akan dilakukan agar orang yang dia cintai bahagia....tapi berapa banyak juga orang yang tidak sanggup melakukannya...banyak orang bilang kalau ia akan mencintai orang yang dicintai dengan segenap hati....namun berapa banyak juga orang yang justru malah menyakiti...banyak orang bilang kalau cinta itu buta...tidak pandang siapapun....cinta bisa tumbuh kapanpun dimanapun juga...tapi berapa banyak orang yang benar benar lulus dari ujian cinta yang sejati...banyak orang bilang kalau sudah disakiti sedemikian rupa, adalah bodoh bagi orang orang yang sabar dan tetap menanti cinta itu kembali......tapi kalau begitu...dunia ini butuh banyak orang bodoh...yang benar benar mengerti arti cinta...dan tahan uji dalam proses pemurnian cinta yang sejati...banyak orang bilang kalau cinta tak harus memiliki....namun berapa banyak orang yang tetap berusaha memiliki cinta itu...banyak orang bilang mereka sudah mengalami apa arti cinta sebenarnya....namun berapa banyak orang juga yang belum pernah mendapatkan cinta...ketika kita mencintai...akan datang saatnya untuk disakiti...dikecewakan...ada pula saat bahagia...tapi berapa banyak orang yang sanggup untuk bertahan sampai akhir...cinta adalah sesuatu yang sangat berharga....yang berhak dimiliki oleh siapapun di dunia ini...namun cinta seperti benih tanaman...yang harus dirawat...disiangi...diberi air...dan diberi pupuk....ada kalanya cinta harus mengalami penderitaan bak tanaman yang harus menerima terpaan badai hujan dan teriknya matahari...ada kalanya cinta harus mengalami pengorbanan bak tanaman yang dipangkas ranting rantingnya yang tidak berguna...dan ada saatnya...dimana cinta akan tumbuh besar dan kuat...bak pohon yang besar dengan akar akar kuat yang menusuk ke dalam tanah...tidak akan goyah diterpa goncangan apapun...dan siap untuk menghasilkan buah yang ranum....<br />
§ siapkah anda menerima cinta?<br />
§ siapkah anda diuji oleh kebenaran cinta?<br />
§ siapkah anda menderita dan berkorban demi cinta?<br />
§ siapkah anda sabar dan bertahan menunggu hasil dari proses cinta yang sejati?<span style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-71476258290074221222009-12-06T01:17:00.000-08:002011-04-21T06:25:38.746-07:00Harumnya Bunga Kebahagiaan''Harumnya bunga tidakdapat melawan angin, tapi harumnya kebajikan mampu melawan arah angin, dan bahkan menyebar ke segenap penjurudunia.'' Jadi, siapa yang menabur harumnya kebajikan.<span class="fullpost"><br />
cinta adalahSesuatu yang dimulai dari persahabatan, yang terus berkembang tiapharinya. Didalamnya, ketertarikan fisik hanyalah salah satu aspek dariperasaan yang dibagi bersama. Sesuatu yang mengajar kita menjadi sabardan merencanakan masa depan dengan percaya diri dan tak terburu-buru.Sesuatu yang melibatkan pengertian dan kerelaan menerima si dia besertaapapun kekurangannya. Ketika kedua orang yang terlibat di dalamnya bisamenjadi diri mereka sendiri dan merasa nyaman satu sama lain. Sesuatuyang melibatkan kejujuran, rasa hormat dan percaya. Di dalam cinta takada rasa curiga sehingga yang ada hanya rasa tenang dan aman. Sesuatuyang selalu memberi kita kekuatan dalam menghadapi apapun. Sesuatu yangdiberikan dan diterima. Ketika kita tetap merasa dekat dengan pasangankita, walau berada jauh sekali. Sesuatu yang tetap bisa seimbang denganaspek hidup lainnya selain hubungan. Sesuatu dimana keduanya bisamenghadapi baik masa senang maupun sulit di antara mereka. Sesuatu yangme!mbuat kita berpikir dan melihat lebih jauh. Singkatnya, cinta membuatkita menjadi orang yang lebih baik.Tergila-gila adalah:Gairah instan yang akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Sesuatuyang sangat melibatkan ketertarikan. Ketika kalian bersama, yangdiharapkan terakhir hanyalan intimitas. Sesuatu yang tidak hanyamelibatkan rasa curiga, tapi juga tidak percaya pada pasangan, maupunkepada diri sendiri. Sesuatu yang membuat kita mengambil keputusanterburu-buru. Ketika kita selalu memiliki perasaan tak aman bahwa kitaakan kehilangan pasangan kita suatu saat. Tak pernah puas akan pasangankita, dan merasa terganggu dengan berbagai kekurangannya. Sesuatu yangmembuat kita merasa gelisah dan stres ketika si dia tidak sedang bersamakita. Sesuatu yang membuat kita merasa gembira dan bersemangat, tapibukan bahagia dalam arti yang sesungguhnya. Sesuatu yang bisa membuatkita melakukan hal-hal yang bisa kita sesali nanti, tidak seperti cinta.Kesimpulannya, tergila-gila hanyalah sebuah ilusi bahwa kamu sedangjatuh cinta dengan orang lain. Jangan cepat terjebak dengan pikiranbahwa kita sedang jatuh cinta kepada seseorang. Pikirkanlah dahulumasak-masak, apalagi jika ternyata kalian berdua akan menjalin sebuahhubungan. Lis an amazing thing and you'll find it someday. Goodluck!ove<span style="font-weight: bold;"></span><br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-66738008237120597252009-12-06T01:16:00.000-08:002011-04-21T06:24:56.348-07:00Enam Batu Ujian ( Nikah ) Cinta (for those who plan 2 get married)Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup dalam untuk menghantar kami ke arah berdampingan seumur hidup, menuju kepada kesetiaan yang sempurna? Bagaimana kami dapat yakin bahwa cinta kami ini cukup matang untuk diikat sumpah nikah serta janji untuk berdampingan seumur hidup sampai maut memisahkan?<br />
Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.<span class="fullpost"><br />
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan. Cinta sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jika kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini bersama sahabatku? Jika kalian merencanakan sesuatu, adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain? Sebagaimana Herman Oeser, seorang penulis Jerman pernah mengatakan, "Mereka yang ingin bahagia sendiri, janganlah kawin. Karena yang penting dalam perkawinan ialah membuat pihak yang lain BAHAGIA. Mereka yang tidak ingin dimengerti pihak yang lain, janganlah kawin. Karena yang penting di sini ialah MENGERTI PASANGANNYA." Maka batu ujian yang pertama ialah : "Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu? Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"<br />
Kedua, Ujian kekuatan.<br />
Saya pernah menerima surat dari seorang yang jatuh cinta, tapi sedang risau hatinya. Dia pernah membaca entah di mana, bahwa berat badan seseorang akan berkurang kalau orang itu betul-betul jatuh cinta. Meskipun dia sendiri mencurahkan segala perasaan cintanya, dia tidak kehilangan berat badannya dan inilah yang merisaukan hatinya. Memang benar, bahwa pengalaman cinta itu juga bisa mempengaruhi keadaan jasmani. Tapi dalam jangka panjang cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi. Batu ujian kedua : "Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?"<br />
Ketiga, Ujian penghargaan.<br />
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain. Seorang gadis mungkin mengagumi seorang jejaka, ketika ia melihatnya bermain bola dan mencetak banyak gol. Tapi jika ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ayah dari anak-anakku?", jawabnya sering sekali menjadi negatif. Seorang pemuda mungkin mengagumi seorang gadis, yang dilihatnya sedang berdansa. Tapi sewaktu ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ibu dari anak-anakku?", gadis tadi mungkin akan berubah dalam pandangannya. Pertanyaannya ialah:"Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"<br />
Keempat, Ujian kebiasaan.<br />
Pada suatu hari seorang gadis Eropa yang sudah bertunangan datang pada saya. Dia sangat risau, "Aku sangat mencintai tunanganku," katanya, "tapi aku tak tahan caranya dia makan apel." Gelak tawa penuh pengertian memenuhi ruangan. "Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya. Jangan kawin berdasarkan paham cicilan, lalu mengira bahwa kebiasaan-kebiasaan itu akan berubah di kemudian hari. Kemungkinan besar itu takkan terjadi. Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya: "Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"<br />
Kelima, Ujian pertengkaran.<br />
Bilamana sepasang muda mudi datang mengatakan ingin kawin, saya selalu menanyakan mereka, apakah mereka pernah sesekali benar-benar bertengkar, tidak hanya berupa perbedaan pendapat yang kecil, tetapi benar-benar bagaikan berperang. Seringkali mereka menjawab, "Ah, belum pernah, kami saling mencintai." Saya katakan kepada mereka, "Bertengkarlah dahulu, barulah akan kukawinkan kalian." Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Kemampuan ini mesti dilatih dan diuji sebelum kawin. Bukan seks, tapi batu ujian pertengkaranlah yang merupakan pengalaman yang "dibutuhkan" sebelum kawin. Pertanyaannya: "Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?"<br />
<br />
Keenam, Ujian waktu.<br />
Sepasang muda mudi datang kepada saya untuk dikawinkan. "Sudah berapa lama kalian saling mencintai?" Tanya saya. "Sudah tiga, hampir empat minggu," jawab mereka. Ini terlalu singkat. Menurut saya minimum satu tahun bolehlah. Dua tahun lebih baik lagi. Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan pasanganmu." Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi kepastian. Tanyakan: "Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah cukup lamakah kita saling mengenal?" Dan izinkan saya memberikan suatu kesimpulan yang gamblang. Seks bukan batu ujian bagi cinta. "Jika sepasang muda mudi ingin punya hubungan seksual untuk mengetahui apakah mereka saling mencintai, perlu ditanyakan pada mereka, "Demikian kecilnya cinta kalian?" Jika kedua-duanya berpikir, "Nanti malam kita mesti melakukan seks - kalau tidak pasanganku akan mengira bahwa aku tidak mencintai dia atau bahwa dia tidak mencintai aku," maka rasa takut akan kemungkinan gagal sudah cukup menghalau keberhasilan percobaan itu. Seks bukan suatu batu ujian bagi cinta, sebab seks akan musnah saat diuji. Cobalah adakan observasi atas diri saudara sendiri pada waktu saudara pergi tidur. Saudara mengobservasi diri sendiri, kemudian tidak bisa tidur. Atau saudara tidur, kemudian tidak lagi bisa mengobservasi diri sendiri. Sama benar halnya dengan seks sebagai suatu batu ujian untuk cinta. Saudara menguji, sesudah itu tidak lagi mau mencintai. Atau saudara mencintai, kemudian tidak menguji. Untuk kepentingan cinta itu sendiri, cinta perlu mengekang menyatakan dirinya secara jasmaniah sampai bisa dimasukkan ke dalam dinamika segitiga perkawinan.<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6762923035550096174.post-34479953449804534912009-12-06T01:11:00.001-08:002011-04-21T06:42:39.532-07:00Mengapa banyak orang tidak bahagia(3 tips meraih hidup bahagia)<br />
<br />
Apakah rahasia hidup yang bahagia itu?....... Banyak orang yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di luar kita,…. seperti harta benda yang kita miliki. Apakah Anda akan berbahagia jika mempunyai rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan hidup dan anak-anak yang tampan dan cantik?........ Mungkin Anda akan mengatakan ”ya.”……!..... Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama.<span class="fullpost"><br />
Kebahagiaan yang disebabkan hal-hal di luar kita….. adalah kebahagiaan semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda berhasil memiliki barang tersebut. Anda melihat kawan Anda membeli mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Anda begitu ingin memilikinya. Anehnya, begitu Anda berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Anda merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang Anda miliki. Anda kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan Anda tidak akan pernah bahagia.<br />
<br />
Coba katakan pada diri Anda sendiri, ”Saya sudah memilih untuk bahagia apapun yang akan terjadi.” Anda akan merasa bahagia walaupun tidak memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai dengan keinginan Anda. Semua itu tidak akan mengganggu karena Anda tidak menempatkan kebahagiaan Anda disana. Kebahagiaan yang hakiki terletak di dalam diri Anda sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran Anda. Ubahlah cara Anda berpikir dan Anda akan segera mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin.<br />
<br />
Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan<br />
<br />
Coba renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Dengan memahami konsep ini, hati Anda akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan!<br />
<br />
Kunci kedua adalah bersyukur dan Ikhlas dalam berbuat<br />
<br />
Coba renungkan kata alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani miskin yang kehilangan kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap kejadian itu, namun ia hanya mengatakan, alhamdulillah dengan penuh keikhlasan. Seminggu kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orang-orang di desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya berkata, alhamdulillah.<br />
<br />
Tak lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya. Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya mengatakan, alhamdulillah dengan keikhlasan. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah. Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah.<br />
<br />
Cerita itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia hadapi.<br />
<br />
Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil<br />
<br />
Coba renungkan kalimat Allahu akbar. Anda akan merasa bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang.<br />
<br />
</span>Cah Jalinanhttp://www.blogger.com/profile/15336896361423299515noreply@blogger.com0